Search

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sabtu, 25 April 2009

Guru Juga Manusia

Guru harus berwibawa. Salah satu cara untuk menjaga wibawa adalah tidak pernah salah. Ya…, bagaimanalah caranya agar anak tidak melihat bahwa sang guru melakukan kesalahan. Sekali lagi, ga apa-apalah ini dilakukan. Kan untuk menjaga wibawa gurur. Apa jadinya kalao guru ketahuan sama muridnya pernah berbuat slah? Kan jadi malu. Bisa-bisa anak jadi ga opercaya lagi sama guru. Gawat ga tuh?

Tapi apakah benar guru ga boleh salah? Apakah iya suatu kesalahan akan membuat wibawa guru akan berkurang? Apakah malu kalau guru ketahuan melakukan kesalahan?

Melakukan kesalahan itu sangat manusiawi. Bahkan manusia kadang harus melakukan kesalahan untuk belajar. Melakukan kesalahan untuk menjadi lebih baik. Bukankah manusia itu tempat salah dan dosa. Jadi wajar dong kalau guru juga punya kesalahan. Mestinya kesalahan itu dijadikan cermin, bukan ditutupin. Ingat suatu saat baunya pasti akan tercium. Apa ga lebih malu tuh?

Kalau guru ga mau terlihat salah, maka ia akan mencari alasan sebagai alibi. ”Bapak, kemarin sangat sibuk.” Menyalahkan keadaan. ” Coba, kalau suami Ibu kemarin tidak telat menjemput, pasti Ibu akan punya banyak waktu di rumah untuk memeriksa tugas kalian.” Menyalahkan orang lain. Pokoknya cari kambing hitam aja. Yang penting berwibawa.

Terpikirkankah apa akibatnya? Anak mendapat pelajaran. Kalau melakukan kesalahan jangan sampai orang lain tahu. Memalukan. Cari alasan dan kambing hitam saja. Pokoknya ga boleh ketahuan salah.

Apa yang dilakukan guru kalau melakukan kesalahan? Katakan dengan jujur tanpa ada pernyataan yang menimbulkan kesan bahwa kesalahan kita karena orang lain. Anak belajar jujur. Setelah itu apa? Minta maaflah. Meminta maaf tidak menjatuhkan wibawa. Justru akan meningkatkan karisma di mata anak-anak. Guruku gentlemen. Anak belajar minta maaf.

Harusnya guru menunjukkan kesalahannya. Juga, apa yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Anak akan melihat bahwa melakukan kesalahan adalah hal biasa, bukan akhir segalanya. Bahwa kesalahan bisa dijadikan pelajaran agar menjadi lebih baik.

Pada akhirnya, anak tidak merasa takut melakukan sesuatu, karena kalau salah ia akan bisa mengambil pelajaran dari kesalahannya. Anak akan berani mencoba, karena kesalahan bukanlah hal memalukan. Inilah awal dari proses pembelajaran aktif. Anak punya rasa ingin tahu, berani mencoba, dan belajar dari kesalahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar