Search

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Selasa, 25 Januari 2011

Belajar Itu Bisa Menyenangkan

Anak-anak duduk diam dalam deretan meja yang tidak pernah berganti susunannya dari tahun ke tahun, dari pagi sampai siang. Inilah pemandangan umum kelas-kelas sekolah di Indonesia. Ini baru pemandangan sepintas. Kalau lebih diperhatikan, akan tampak wajah-wajah tegang menanti berbunyinya bel tanda pulang, dan...bebas!
Mengapa demikian? Karena mereka sedang belajar. Belajar itu tidak boleh main-main. Harus serius. Materi yang dipelajari begitu banyak. Yang harus dihafalkan tentu saja tak kalah banyak. Kalau main-main pasti ketinggalan.
Memang benar, yang namanya belajar itu harus serius. Tapi serius bukan berarti kaku, penuh larangan dan peraturan. Apalagi dalam belajar. Belajar merupakan kegiatan yang menggunakan banyak aspek. Ada emosi yang bermain disana. Emosi positif terbukti mendukung efektivitas belajar. Rasa takut, cemas, dan ketegangan tidak bisa memaksimalkan potensi otak.
Bagaimana belajar bisa menyenangkan? Sebagai orang yang berinteraksi dengan anak, guru harus bisa melepaskan semua ketegangan anak. Tidak perlu ragu untuk bercanda dan bermain-main dengan mereka. Ini sama sekali tidak menurunkan wibawa guru. Cobalah untuk lebih terbuka, dekat, dan akrab dengan mereka. Menanyakan kabar atau ngobrol tentang kegemaran bisa jadi salah satu caranya.
Selain itu, simpanlah dulu buku paket. Buat kegiatan belajar yang tidak biasa, bukan hanya ceramah, mengerjakan tugas atau membaca. Misalnya bermain drama atau game. Pada awalnya (mungkin) anak akan canggung atau ragu-ragu. Tidak apa-apa, karena nanti mereka akan minta lagi. Kegiatan belajar lain yang menantang juga harus dicoba.
Setting kelas juga diperhatikan. Kelas yang penuh hiasan bisa menambah gairah anak dalam belajar. Poster, tulisan, dan ikon penyemangat dapat dijadikan hiasan kelas.
Pengakuan, perayaan, dan penghargaan diperlukan untuk menjaga agar atmosfer belajar terjaga. Anak merasa dihargai dan berarti. Ini merupakan modal penting untuk belajar.
Lebih dari itu, susana bebas tekananlah yang mutlak ada jika ingin belajar yang menyenangkan. Anak senang belajar, bukankah itu harapan kita? Jadi yang tepat bukan belajar itu bisa benyenangkan, tapi belajar harus menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar